BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN SECARA VERTIKULTUR
|
---|
Liferdi Lukman
Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Sesuai
dengan asal katanya dari bahasa Inggris, yaitu vertical dan culture,
maka vertikultur adalah sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara
vertikal atau bertingkat, baik indoor maupun outdoor. Sistem budidaya
pertanian secara vertikal atau bertingkat ini merupakan konsep
penghijauan yang cocok untuk daerah perkotaan dan lahan terbatas.
Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang
tanaman, dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman.
Vertikultur tidak hanya sekadar kebun vertikal, namun ide ini akan
merangsang seseorang untuk menciptakan khasanah biodiversitas di
pekarangan yang sempit sekalipun. Struktur vertikal, memudahkan pengguna
membuat dan memeliharanya. Pertanian vertikultur tidak hanya sebagai
sumber pangan tetapi juga menciptakan suasana alami yang menyenagkan.
Model, bahan, ukuran, wadah vertikultur sangat banyak, tinggal disesuaikan dengan kondisi dan keinginan. Pada umumnya adalah berbentuk persegi panjang, segi tiga, atau dibentuk mirip anak tangga, dengan beberapa undak-undakan atau sejumlah rak. Bahan dapat berupa bambu atau pipa paralon, kaleng bekas, bahkan lembaran karung beras pun bisa, karena salah satu filosofi dari vertikultur adalah memanfaatkan benda-benda bekas di sekitar kita. Persyaratan vertikultur adalah kuat dan mudah dipindah-pindahkan. Tanaman yang akan ditanam sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan memiliki nilai ekonomis tinggi, berumur pendek, dan berakar pendek. Tanaman sayuran yang sering dibudidayakan secara vertikultur antara lain selada, kangkung, bayam, pokcoy, caisim, katuk, kemangi, tomat, pare, kacang panjang, mentimun dan tanaman sayuran daun lainnya. Untuk tujuan komersial, pengembangan vertikultur ini perlu dipertimbangkan aspek ekonomisnya agar biaya produksi jangan sampai melebihi pendapatan dari hasil penjualan tanaman. Sedangkan untuk hobiis, vertikultur dapat dijadikan sebagai media kreativitas dan memperoleh panenan yang sehat dan berkualitas. Pembuatan wadah tanam vertikultur Contoh salah satu wadah tanam dibuat dari dua batang bambu yang masing-masing panjangnya 120 cm, dengan pembagian 100 cm untuk wadah tanam dan 20 cm sisanya untuk ditanam ke tanah. Pada setiap bambu akan dibuat lubang tanam sebanyak 10 buah. Bambu dipilih yang batangnya paling besar, lalu dipotong sesuai dengan ukuran yang ditetapkan. Semakin bagus kualitas bambu, semakin lama masa pemakaiannya. Di bagian 20 cm terdapat ruas yang nantinya akan menjadi ruas terakhir dihitung dari atas. Semua ruas bambu kecuali yang terakhir dibobol dengan menggunakan linggis supaya keseluruhan ruang dalam bambu terbuka. Di bagian inilah nantinya media tanam ditempatkan. Untuk ruas terakhir tidak dibobol keseluruhan, melainkan hanya dibuat sejumlah lubang kecil dengan paku untuk sirkulasi air keluar wadah. Selanjutnya dibuat lubang tanam di sepanjang bagian 100 cm dengan menggunakan bor listrik. Dapat juga menggunakan alat lain seperti pahat untuk membuat lubang. Lubang dibuat secara selang-seling pada keempat sisi bambu (asosiasikan permukaan bambu dengan bidang kotak). Pada dua sisi yang saling berhadapan terdapat masing-masing tiga lubang tanam, pada dua sisi lainnya masing-masing dua lubang tanam, sehingga didapatkan 10 lubang tanam secara keseluruhan. Setiap lubang berdiameter kira-kira 1,5 cm, sedangkan jarak antar lubang dibuat 30 cm. Pengadaan media tanam Media tanam adalah tempat tumbuhnya tanaman untuk menunjang perakaran. Dari media tanam inilah tanaman menyerap makanan berupa unsur hara melalui akarnya. Media tanam yang digunakan adalah campuran antara tanah, pupuk kompos, dan sekam dengan perbandingan 1:1:1. Setelah semua bahan terkumpul, dilakukan pencampuran hingga merata. Tanah dengan sifat koloidnya memiliki kemampuan untuk mengikat unsur hara, dan melalui air unsur hara dapat diserap oleh akar tanaman dengan prinsip pertukaran kation. Sekam berfungsi untuk menampung air di dalam tanah sedangkan kompos menjamin tersedianya bahan penting yang akan diuraikan menjadi unsur hara yang diperlukan tanaman. Campuran media tanam kemudian dimasukkan ke dalam bambu hingga penuh. Untuk memastikan tidak ada ruang kosong, dapat digunakan bambu kecil atau kayu untuk mendorong tanah hingga ke dasar wadah (ruas terakhir). Media tanam di dalam bambu diusahakan agar tidak terlalu padat supaya air mudah mengalir, juga supaya akar tanaman tidak kesulitan “bernafas”, dan tidak terlalu renggang agar ada keleluasaan dalam mempertahankan air dan menjaga kelembaban. ![]() Sebelum berencana membuat wadah vertikal, terlebih dahulu mempersiapkan sejumlah bibit tanaman, Ketika tanaman sudah mencapai umur siap dipindahkan, pada dasarnya ada tiga tahap dalam proses ini, yaitu persemaian, pemindahan, dan penanaman. Seperti halnya menanam, menyemaikan benih juga memerlukan wadah dan media tanam. Wadah bisa apa saja sepanjang dapat diisi media tanam seperlunya dan memiliki lubang di bagian bawah untuk mengeluarkan kelebihan air. Persemaian menggunakan wadah khusus persemaian benih yang disebut tray dengan jumlah lubang 128 buah (tray lain jumlah dan ukuran lubangnya bervariasi). Dapat juga persemain menggunakan sebuah pot ukuran sedang dan sebuah bekas tempat kue. Adapun untuk media tanamnya adalah media tanam dari produk jadi yang bersifat organik. ![]() Jika menggunakan tray, jumlah benih yang dapat disemaikan sudah terukur karena setiap lubang diisi sebuah benih (walaupun bisa juga diisi 2 atau 3). Jika menggunakan wadah lain maka jumlah benih yang dapat disemaikan disesuaikan dengan ukuran wadahnya, dalam hal ini jarak tanam benih diatur sedemikian rupa agar tidak berdempetan. Dua-tiga minggu setelah persemaian benih sudah berkecambah dan mengeluarkan 3-4 daun. Idealnya, benih yang sudah tumbuh daun berjumlah 4-5 helai sudah layak dipindahtanamkan. Bibit tanaman yang dipindahkan ke wadah vertukultur sudah berumur lebih dari satu bulan, daunnya pun sudah bertambah. Karena hanya memiliki total 20 lubang tanam dari dua batang bambu, maka cukup leluasa untuk memilih 20 bibit terbaik. Sebelum bibit-bibit ditanam di wadah bambu, terlebih dahulu menyiramkan air ke dalamnya hingga jenuh, ditandai dengan menetesnya air keluar dari lubang-lubang tanam. Setelah cukup, baru mulai menanam bibit satu demi satu. Semua bagian akar dari setiap bibit harus masuk ke dalam tanah. Setiap jenis bibit (cabe merah dan tomat) dikelompokkan di wadah bambu terpisah. Pemeliharaan tanaman Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama penyakit. Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi. Disarankan agar sayuran buah seperti cabe, tomat tidak mudah rontok sebaiknya menambahkan KCL satu sendok teh atau sendok makan tergantung besar kecilnya pohon. Pemberian KCL setiap 5 sampai 6 bulan sekali. Di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal. Limbah dapur atau daun-daun kering bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi. Pupuk bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk kandang, dan lain-lain) dengan teknologi EM yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan sebagai pupuk. Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan dimasukkan ke sebuah lubang. Kalau lubangnya sudah penuh, sampah dibakar dan sebagai pupuk. Dengan catatan, pupuk kotoran hewan yang akan digunakan hendaknya sudah tidak berbau busuk. Di swalayan, kios tanaman saat ini sudah banyak dijual pupuk kandang yang sudah kering, tidak berbau, dan steril. Saat ini masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi hasil panen yang Iebih sehat cara penanamannya, yaitu menggunakan pupuk dan pengendalian hama alami, meskipun harga produk tersebut lebih mahal. Saran untuk berkebun di rumah sebaiknya tidak menggunakan bahan kimia. Ditekankan pula jangan menggunakan furadan untuk membunuh hama yang ada di dalam tanah. Penggunaan furadan bisa mengurangi tingkat kesuburan tanah dan juga mencemari tanaman kurang lebih selama sebulan. Jadi, sebaiknya untuk tanaman sayuran tidak perlu digunakan furadan. Pemanenan Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi, bayam, seledri, kemangi, selada, kangkung dan sebagainya). Apabila kita punya tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila panen dilakukan dengan mengambil daunnya saja. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan bisa panen berulang-ulang. ![]() ![]() |
Selasa, 14 Mei 2013
Budidaya Sawi Putih dan Cara Menanam Sawi
Iklim
Untuk melakukan budidaya sawi putih ini kita harus mengetahui terlebih dahulu keadaan iklim yang cocok untuk pembudidayaan, karena keadaan iklim ini salah datu faktor awal atau utama untuk keberhasilan perkembangan budidaya sawi putih ini kedepannya.
Untuk melakukan budidaya sawi putih ini kita harus mengetahui terlebih dahulu keadaan iklim yang cocok untuk pembudidayaan, karena keadaan iklim ini salah datu faktor awal atau utama untuk keberhasilan perkembangan budidaya sawi putih ini kedepannya.
Suhu udara yang cocok untuk pertumbuhan sawi putih ini yaitu antara 19°C - 21°C. suhu udara yang terlalu tinggi dari batas yang telah ditentukan akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan tanaman sawi dan tidak akan tumbuh dengan sempurna.
Kelembabab udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi putih yang optimal berkisar antara 80% - 90%. Kelembaban udara diatas 90% akan berdapat negative terhadap tanaman sawi putihaa, tanaman akan mengalami pertumbuhan yang tidak sempurna, tinaman tidak subur, kualitas daun jelek, dan apabila pemnanam ditujukan untuk pembenihan maka produksi biji pun rendah.
Curah hujan yang baik untuk tanaman sawi putih ini ialah 1000-1500 mm/tahun, dan perlu diketahui, bahwa tanaman sawi tidak menyukai air yang berlebihan atau menggenang.
Tanah
Tanah yang baik untuk media budidaya tanaman sawi putih ini yaitu, yang subur, tanah, gembur, memiliki kedalaman yang cukupdalam, dan tanah mudah mengikat air. Permukaan tanah yang mmemiliki ketinggian 1000m dpl sangat cocok untuk tanaman ini.
Waktu Yang Tepat Uuntuk Penanaman Sawi Putih
Sawi putih akan lebih baik ketika mulai penanamannya pada akhir musim penghujan dan meamsuki musim kemarau, biasanya bertepatan pada bulan Maret – April. Apabila penanama dilakukan pada mmusim penghujan, hal tersebut rentan terhadap serangan hama dan penyakit.
Lahan
Pertama penyiapan lahan untuk persemaian benih, tempat untuk persemaian yang baik ialah:
- Tempat harus mendapatkan sinar matahari yang penuh
- Tempat persemaian harus dekat dengan sumber air yang bersih dan banyak
- Tempat persemaian harus dekat dengan rumah atau camp supaya mudah diawasi
- Tempat persemain tidak jauh dari lahan penananam atau kebun
- Tempat persemaian tidak terkena banjir atau air menggenang
- Media tanam untuk persemaian harus subur, gembur, dan dapat menahan air dengan baik
- Tempat persemaian harus bebas dari tanaman pengganggu, seperti rumput, sisa-sisa tanaman lain, dan batu-batu kecil
Bibit tanaman sawi putih dapat ditanam dilahan terbuka atau kebun pada umur 21-30 hari, sedangkan persiapan tanah persemaian 15 hari. Maka, persiapan tanah persemaian harus dilakukan lebih awal berselisih 36-45 hari dari jadwal saat tanam di kebun. Sehingga waktu tanam akan tepat
Pembibitan
Banyak para petani yang membudidayakan tanaman sawi dengan melalui pembibitan generative (melalui biji). Untuk mendapatkan bibit yang baik maka perlu disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di kebun, karena benih yang langsung ditanam di kebun biasanya hasilnya kurang baik.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan benih yang baik:
Banyak para petani yang membudidayakan tanaman sawi dengan melalui pembibitan generative (melalui biji). Untuk mendapatkan bibit yang baik maka perlu disemai terlebih dahulu sebelum ditanam di kebun, karena benih yang langsung ditanam di kebun biasanya hasilnya kurang baik.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan benih yang baik:
- Pilih biji yang utuh yaitu tidak cacat atau luka, karena biji yang cacat akan sulit tumbuh, kalaupun yumbuh mutunya jelek.
- Biji sehat, yaitu tidak terserang hama dan penyakit
- Biji tidak terscampur dengan biji jenis lain
- Biji tidak keriput, untuk memisahkan antara keriput dan tidak caranya lakukan poerendaman, dan biji yang baik akan tenggelam dan yang keriput akan mengapung.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah untuk lahan tanam sawi harus sudah diolah 3 minggu sebelum tanaman sawi dipindahkan dari persemaian. Pengolahan tanah dilakukan tiga tahap, tahap pertama tanah dibajak dengan mesin traktor atau manual dengan kedalaman 30-40 cm. tanah yang sudah dibajak dibiarkan selama 1 minggu. Dengan demikian tanah kan mengalami proses pemasaman atau oksidasi.
Setelah 1 minggu lahan diolah kembali pada tahap kedua. Pada tahap ini tanah digemburkan dengan cangkul, supaya tanah menjadi remah, dan sekaligus diratakan. Kemudian tanah dibiarkan lagi serlama 1 minggu agar tanah terangin-angin dan terkena sinar matahari.
Tahap ketiga, yaitu tahap penggemburan tanah lagi dengan cangkul tipis-tipis sedalam 30 cm dan sekaligus dilakukan pembuatan bedengan dan selokan.
Pembuatan Bedengan
Ukuran lebar bedengan yaitu 100 cm -120 cmdan panjang 30 cm 40 cm, tergantung varietas yang akan ditanam. Tanaman yang ditanam pada musim penghujan sebaiknya ukuran tinggi bedengan 40 cm agar tanaman terhindar dari genangan air. Sedangkan untuk selokan lebarnya 40 cm. dan pada sekeliling bedengan dibuat drainase selebar 50 cm.
Pemberian Pupuk Dasar
Pemberian pupuk dasar ini biasanya dilakukan berbarengan pada saat pembuatan bedengan. Pupuk yang diberika terdiri dari pupuk kandang, kompos, atau pupuk hijau. Dosis pupuk kandang yang diberikan 10-20 ton/ha. Pemupukan dasar ini bisa juga menggunakan pupuk anorganik Harmony BS1 dan Harmoni P1. Untuk menggantikan pupuk kandang. Penggunaan pupuk cair ini bisa dilarutkan pada air.
Pemasangan Mulsa plastic
Untuk menjaga kualitas tanaman sawi, penggunaan mulsa plastic hitam perak dapat diterapkan. Dengan menggunakan mulsa plastic hitam perak pada bedengan penanaman dapat memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan bididaya tanpa menggunakan mulsa plastic hitam perak.
Penanaman Bibit Di Kebun
Ada beberapa tahapan penanaman sawi putih dilahan terbuka atau kebun, seperti, pemindahan bibit dan seleksi bibit, pengaturan jarak tanam, cara menanam, dan waktu menanam.
Cara memindahkan bibit dari tempat persemaian ke kebun dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan system cabut dan system putaran.
1. System cabut, yaitu bibit dicabut secara hati-hati (pelan), untuk mencegah kerusakan pada akar pada saat mencabut sebaiknya tanah disiram air sedikit hingga cukup basah. Kemudian tanaman ditanam ke dalam lubang tanam yang dipersiapkan di kebun.
2. System putaran, yaitu bibit dicabut beserta tanahnya. Sebelumnya tanah disiram oleh air sampai cukup basah. Setelah itu, tanaman bisa langsung ditanam kedalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan di kebun.
Penyulaman
Bibit yang ditanam di kebun tidak semuanya tumbuh dengan sempurna, seperti, tanaman rusak, tumbuh kerdil dan kurus, bahkan tanaman ada yang mati. Tanaman-tanaman yang mengalami gangguan atau mati harus segera diganti dengan tanaman yang baru agar produksinya tetap tinggi. Penyulaman biasanya dilakukan seminggu setelah penanaman.
Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan dilakukan setelah pemupukan dasar yang telah dilakukan pada saat pengolahan tanah. Pupuk yang diberikan pada pemupukan kedua yaitu pupuk organic atau pupuk kimia buatan pabrik. Jenis pupuk yang anorganik diberikan adalah pupuk Nitrogen (N), pupuk Phosphat (P) dan pupuk Kalium (K). jenis pupuk NPK ini sangat penting diberikan, karena untuk menambah kekurangan unsure hara NPK yang terdapat dalam pupuk kandang dan yang terdapat di dalam tanah.
Penyiangan
Proses penyiangan dilakukan supaya tanaman kecil atau rumput-rumpu dan gulma tidak mengambil zat-zat makanan tanaman sawi. Ada dua cara untuk melakukan penyiangan ini yaitu proses manual, mekanik dan kimiawi.
Proses manual dapat dilakukan dengan mencabut rumput-rumput dan gulma dengan tanagan atau cangkul. Sedangkan proses secara kimiawi yaitu dengan cara menggunakan obat-obatan pembunuh rumput dan gulma. Sedangkan secara mekanik, yaitu pencabutan rumput dan gulma dilakukan oleh mesin.
Langganan:
Postingan (Atom)